Kamis, 19 Januari 2012

NO BOYFRIEND? NO PROBLEM!



Niyah berjalan dengan cepat menuju rumahnya yang tidak jauh dari sekolah. Ia terlihat sangat kesal. Ia teringat lagi kejadian sewaktu istirahat di kantin tadi.
“Citra, status loe ini buat siapa sih? Ciyeee...!”, seru Lista kepada Citra sambil memperlihatkan statusnya di akun Facebook.
“Coba sini gue liat!”, ujar Niyah. Ia lalu menarik laptop Lista ke hadapannya. Ia memperhatikan status Citra yang berisi:
“GUE TUH SAYANG AMA LOE!”
“Ciyeee..., Citra pasti punya pacar baru!” seru Niyah dengan nada mengejek.
“Hehehe, Loe kok tau sih?”, tanya Citra sambil tertawa kecil. Ia menampakkan gigi-giginya yang imut dan rapi.
“Ya iyyah lah! masa sih, Citra gak punya pacar? Hahaha” seru Niyah sambil tertawa.
Begitulah Citra, baru saja sehari dia End dengan mantannya, keesokan harinya pasti sudah dapat pacar baru lagi. Citra memang cantik dan tidak sombong, pakaian dan jilbabnya pun selalu rapi. Niyah sering belajar memakai jilbab yang rapi dan  benar pada Citra. Tak heran jika banyak cowok yang ‘gila’ dengan Citra.
“Oh, ya! Lista, gimana nih hubungan loe ama Dio? Fine-fine aja kan?” tanya Citra kepada Lista.
“Alhamdulillah yah! Fine-fine aja”, jawab Lista tanpa berpaling ke Citra. Nampaknya ia sedang serius Chatting di Facebook.
”Niyah gimana nih? Masa udah SMA belom pernah pacaran sekalipun?”, Ujar Citra tiba-tiba dengan senyuman mengejek. Lista hanya tertawa kecil mendengarnya.
“Hehe, tapi,  iyya juga sih. Jangan-jangan Niyah udah punya pacar tapi nggak ngasih tau kita?” tuduh Lista.
“Hahaha! Sembarangan aja loe! Loe kan tau kalo gue tuh nggak butuh pacar! Gue udah cukup kok dengan kehadiran Bunda and kakak gue, ama kalian sahabat-sahabat gue! Buat gue pacar tuh Cuma nambahin beban aja, masih untung kalau nggak matre!” ujar Niyah. Ia merasa sedikit kesal karena dituduh sembarangan.
“Huh! ternyata selama ini loe nggak mau pacaran karena nganggap pacar seburuk itu! Ckckck”, ujar Lista sambil geleng-geleng kepala.
”Loe nggak usah marah dong!”, ujar Niyah sambil menggoda Lista. Tetapi ternyata Lista sedikit tersinggung. Lista lalu pergi meninggalkan Citra dan Niyah. Citra dan Niyah hanya bengong beberapa saat. Citra lalu menatap Niyah dengan tajam.
Why?” tanya Niyah dengan wajah kebingungan. Citra lalu pergi menyusul Lista tanpa berkata-kata.
“Okelah! Gue Cuma ngeluarin pendapat gue tentang pacar kok. kalo loe tersinggung, gue minta maaf yah!” ujar Niyah. Citra berhenti sejenak tanpa berpaling, lalu pergi meninggalkan Niyah sendirian.
“Mereka kenapa sih?” batin Niyah. Ia sedikit kesal dengan sikap para sahabatnya.
***
“Assalamualaikum!” seru Niyah ketika memasuki halaman rumahnya.
“Wa’alaikum salam”, jawab Bunda. Seperti biasa Ia menyambut Niyah dengan senyuman khasnya yang membuat Niyah sedikit tenang.
“Niyah, kok mukanya kusut gitu?”, tanya Bunda kepada Niyah sambil merapihkan Jilbab Niyah. Niyah lalu memeluk Bundanya
“Bunda, Niyah mau tanya sesuatu nih!”, ujar Niyah.
“Iya sayang, Niyah mau tanya apa?”
“Bunda, emangnya pacaran itu harus yah?” tanya Niyah.
“Kok Niyah tanya seperti itu?” Bunda balik bertanya. Niyah lalu menceritakan semua masalahnya tadi.
“Gini Bunda, waktu istirahat tadi kan teman-teman aku lagi ngomong soal pacaran. Eh, tiba-tiba si Lista nuduh aku udah punya pacar. Huh! sebel deh, Bunda. Abis itu aku ngomong kalau pacaran tuh cuma nambahin beban hidup aja, mereka lalu marah-marah terus ninggalin Niyah sendirian di kantin tadi”. Bunda lalu tersenyum.
“Pacaran itu bukan kewajiban sayang, malah sebenarnya dilarang. Dan ingat! Pacaran itu bisa bikin nilai-nilai mata pelajaran kamu di sekolah jadi ambruk loh!”, jelas Bunda dengan lembut.
“Tuh, benar kan kata Niyah”, seru Niyah.
“Emangnya Niyah ngomong apaan?” canda Bunda.
“Bunda ih!”, seru Niyah. Mereka lalu tertawa bersama.
Keluarga Niyah sudah tidak lengkap lagi. Ayahnya sudah meninggal sekitar setahun lalu karena penyakit jantung. Hanya Bunda lah yang selalu menemani dan menghiburnya. Hampir setiap hari Niyah pergi ke Pemakaman ayahnya yang tidak terlalu jauh dari rumah. Niyah sendiri merupakan anak tunggal. Hal inilah yang membuat Niyah sedikit manja dengan Bundanya. Niyah tidak segan-segan menceritakan segala masalahnya kepada Bunda karena Bunda pasti akan memberikan jalan keluar yang baik.
Keesokan harinya......
Niyah berjalan tergesa-gesa menuju kelas karena sebentar lagi lonceng tanda masuk akan segera berbunyi. Tiba-tiba saja ia menghentikan langkahnya ketika berada tepat di depan pintu kelas.
“Hmm, Citra ama Lista masih marah nggak yah ama gue?”, batin Niyah. Kemudian ia melangkah dengan pelan. Baru saja ia melangkah satu langkah tiba-tiba Citra dan Lista muncul di balik pintu untuk mengagetkan Niyah. Niyah kembali mundur dan berteriak, sementara Citra dan Lista tertawa terpingkal-pingkal.
“Huh! hampir aja gue jantungan!” seru Niyah sambil mengusap dadanya.
“Hahaha! Loe sih! jalannya serius amat!” ujar Lista.
“Kirain kalian masih marah ama gue”, ujar Niyah dengan suara pelan.
“Hmm, kemarin sih, iya. Tapi sekarang udah nggak tuh!”, ujar Citra.
“Hehehe. Sorry yah, soal yang kemarin...”, Niyah merasa bersalah.
“Iya nggak apa-apa kok! J” jawab Lista disambut dengan senyuman manis Citra.
“Oh ya, gue mau ngomong dulu nih ama loe!”, sambung Lista. Ia lalu menarik Niyah ke dalam kelas. Tetapi, baru saja Lista ingin memulai pembicaraan, tiba-tiba lonceng berbunyi.
“Eh, ntar dilanjutin yah!”, seru Lista sambil berlalu.
Suasana belajar Niyah kali ini kurang nyaman, karena ia sangat penasaran. Niyah menjadi tidak konsentrasi dengan pelajarannya. Ia sangat menantikan waktu Istirahat.
“Astagfirullah, gue ni kenapa sih?” batin Niyah.
***
Suasana di Kantin saat istirahat......
“Eh, kalian mau ngomong apa sih?”, ujar Niyah yang memulai pembicaraan.
“Hmm, loe kenal ama si Richie kan?”, tanya Lista kepada Niyah. Niyah lalu tertawa.
“Siapa sih yang nggak kenal ama Richie?”, jawab Niyah.
“Hehe, iya juga sih!”, gumam Lista.
Richie adalah kapten tim Basket di SMA 2000 tempat  Niyah bersekolah. Richie berwajah ganteng dan Sopan. Ia juga sangat jago dalam permainan basket, sehingga ia dinobatkan menjadi kapten tim. Hampir semua siswi SMA 2000 mengidolakannya.
“Emang kenapa, Lis?” tanya Niyah kepada Lista. Sepertinya ia sangat penasaran.
“Dia nitip salam ama loe! Katanya sih, do’i ada hati tuh”, seru Citra. Niyah terbelalak. Ia sama sekali tidak menyangka hal ini. Padahal ia jarang sekali bertegur sapa dengan Richie. Rasanya ia seperti ketiban bulan.
Sementara Citra dan Lista sedang heboh membicarakan Richie, Niyah hanya bengong. Ia tidak sama dengan cewek lain yang tergila-gila dengan Richie. Niyah juga tidak pernah mengharapkan cinta dari Richie.
“Arrgh! Pusing gue!” tiba-tiba Niyah berteriak. Ia lalu pergi meninggalkan Lista dan Citra yang sedang kebingungan.
“Dia kenapa sih?”, tanya Citra.
“Tau tuh! Gue juga bingung. Nyusul yuk!”, ajak Lista.
“Yuk!”. Mereka berdua lalu pergi ke kelas untuk menyusul Niyah.
***
Malam harinya.....
Niyah beranjak dari tempat tidur untuk mengambil Handphonenya yang berdering.
“Halo, Assalamu ‘alaikum!”, sapa Niyah.
“Wa’alaikum salam!, boleh bicara dengan Niyah?”, jawab suara dari seberang.
“Iya, dengan saya sendiri. Ada perlu apa yah?”.
“Oh, Niyah lagi ngapain?”.
“Lagi baring-baring aja kok, maaf, ini siapa yah?”, ucap Niyah dengan sopan.
“Ini dengan Richie”. Niyah lalu tersentak. Ia sama sekali tidak menyangka akan ditelepon oleh Richie.
“Oh. Mm, Richie aa.. ada perlu aa..pa yah?”, Ujar Niyah. Ia sedikit gugup karena sepertinya baru kali ini ia berbicara dengan Richie.
“Niyah, ada yang penting yang pengin gue bicarain ama loe”,
“Hmm, Boleh. Loe mau ngomong apa?”, tanya Niyah.
“Gue mau minta tolong. Boleh?”, tanya Richie kemudian.
“Minta tolong apaan sih?”,
“Mmm, Gue mau minta tolong, gue pengen di comblangin ama si Citra!”. Mendengar itu Niyah terdiam sejenak, lalu tertawa terpingkal-pingkal.
Ternyata, apa yang didengarkan oleh Lista itu salah. Richie nitip salam untuk Citra, bukan untuk Niyah. Dan Richie juga meminta nomor telepon Niyah karena ingin mendapatkan beberapa Informasi tentang Citra, bukan karena ingin menyatakan cinta dengan Niyah melalui telepon.
“Hahahahaha! Richie..Richie”, seru Niyah sambil tertawa.
“Loe kok malah ngetawain gue sih?”, ujar Richie.
“Hehehe, abis loe lucu sih!”, jawab Niyah.
“Huh! tau ah! Gelap”, ucap Richie.
“Weiits! Jangan marah Brother! Gue Cuma bercanda kok”.
“Hmm, jadi gimana nih?”, tagih Richie.
“Maaf yah Chie, tapi gue takut dosa. Oh ya! Citra tuh udah punya pacar, jadi daripada loe kecewa, mendingan loe cari yang lain aja! Ok?”,
“Loe bener juga sih. Lagian udah kapok sakit hati. Hahaha!”, ujar Richie.
“Huh! klo nggak mau sakit hati ya nggak usah jatuh cinta dong! Hahaha”, ejek Niyah.
Niyah sudah puas dengan adanya penjelasan yang lebih tentang ‘Misteri Cinta’ ini. Dan kini, Niyah sudah dapat tidur dengan nyenyak karena tidak ada lagi yang menghantui pikirannya.

~_^ THE END ^_~

1 komentar: