Selasa, 14 Februari 2012

“Kado Terindah Untuk Ayah”


Pagi –pagi sekali,aku melihat Ayah duduk di teras depan. Seperti biasa ia duduk termenung ,menyendiri,diam tanpa kata. Sejak kepergian ibu,Ayah telah berubah.ia bagaikan  mayat hidup, yang tak punya harapan hidup lagi. Aku rindu dengan Ayah yang dulu, Ayah yang ceria,penuh semangat dan berbagi bersama.
Ketika itu aku menghampiri Ayah,..
“Ayah..!”
“Seandainya dulu aku mendengar Kata – kata ibuMu,ini semua mungkin tidak akan pernah terjadi. Ibumu pasti ada di sekeliling kita.ini semua salahku… ini semua salahku… aku menyesal tidak mendengar kata – kata ibumu!”(Kata Ayah sambil nangis terseduh – seduh)
“Ayah … (sambil mengelus – ngelus pundak Ayah)ini semua bukan salah ayah.ini merupakan takdir Allah.semuanya sudah di atur oleh yang Maha Kuasa!”
Ayahpun Terdiam.ia meratapi kata – kataku.
            “Ayah harus Bangkit,ayah tak boleh terus-menerus larut dalam kesedihan.”
Tak ada jawaban. Ayah tetap saja terdiam. Akupun segera meninggalkan ayah.
Saat aku melangkahkan kaki,terdengar jeritan tangis yang bersumber dari kamar Kak Nina.aku segera menghampirinya.saat aku masuk…
“Kakak! Apa yang kakak lakukan ????”
“Aku lebih baik mati. tak ada gunanya lagi aku untuk hidup.semuanya telah mati.!!!(Sambil memegang gelas yang berisikan racun obat nyamuk)
“Kakak,Jangan !(Sambil membuang gelas yang di pegang oleh kak Nina)
“Astagfirullah,Istigfar Kak!Mati bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah. Coba bayangkan,sekiranya kakak mati,apakah itu akan merubah segalanya menjadi lebih baik?tidak kak! Itu hanya akan menambah masalah bagi orang – orang di sekitar kakak!”
Kak Nina terdiam.segera aku membereskan gelas yang pecah. Ku tinggalkan Kak Nina dalam keadaan sendiri,tanpa ada yang menemani. Ku harap ia dapat merenungi perkataanku tadi.
Keesokan harinya, aku berangkat ke sekolah tepat pukul 07.15 aku tiba di sekolah. Tak lama kemudian, bel pun berbunyi. Siswa dan siswi segera masuk ke kelas masing-masing. Kami pun memulai pelajaran. Ditengah-tengah pelajaran…
“ok. baik anak-anak, selasa depan Lomba Olimpiade Fisika akan diadakan disalah satu Universitas terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, ibu akan mengutus 4 orang diantara kalian untuk menjadi perwakilan dari sekolah kebanggan kita ini. Diantaranya Fauziah, Farid, Mila dan Putri. Bagaimana kalian siap?”.
“Siap, bu !”( kata Farid, Fauziah dan Putri )
“Mila, kamu siap?”
Tak ada jawaban, aku hanya termenung.
“ Mila…???”
“ eh, maaf. Apa bu??”
“ kamu siap untuk mengikuti lomba tersebut?”
“ ya, aku siap bu !”
Sepulang sekolah, aku langsung masuk ke kamar. Masalah di sekolah tadi, aku akan mengikuti lomba Olimpiade Fisika disalah satu Universitas terbesar di Indonesia. Seharusnya aku senang dan bangga bisa mengikuti lomba tersebut. Tapi, disisi lain aku merasa lain untuk mengikutinya. Ini dikarenakan lomba itu dilaksanakan tepat dihari ulang tahun Ayah. Aku tidak mungkin meninggalkan hari terindah untuk Ayah. Oh…tidak!!!
Satu minggu kemudian…
Akhirnya Lomba Olimpiade sudah didepan mata dan aku akan tetap mengikuti lomba tersebut. Walau  aku tak dapat menemani Ayah disaat hari berbahagianya. Ayah selamat Ulang Tahun Ayah.moga ayah sehat selalu. Maaf Mila tak dpat menemani Ayah sekarang.
Semua peserta segera menyelesaian saoal – soal tersebut. Keadaan saat lomba sangat – sangat menegangkan dan hening.waktu terus berjalan,akhirnya ujian telah usai. Panitia menyampaikan bahwa waktu istirahat akan diberikan selama 1 jam dari sekarang dan pengumuman peserta yang akan masuk ke babak semi final akan ditempel di papan pengumuman.
Waktu istirahat telah habis. Saat-saat yang mendebarkan.selangkah demi salangkah,melewati beberapa tangga menuju papan pengumuman,dan…
Syukur Alhamdulillah akhirnya aku dan Farid berhasil masuk ke Babak semifinal,walau 2 teman kami gugur dalam perlombaan ini,tapi setidaknya masih ada dua cadangan yang masih bisa berlanjut.
            Selang beberapa waktu kemudian,akhirnya pengumuman Grandfinal telah ditancapkan di papan pengumuman.dan Alhamdulillah kembali lagi aku mampu bertahan di babak ini. Ayah, kebahagiaan akan terasa lebih lengkap seandainya ayah ada disini,menyaksikan Aku menjadi Sang Juara.
            Dan diakhir perlombaan,waktu yang telah dinanti telah tiba.pengumuman Juara Olimpiade Fisika akan segera diumumkan.hatiku semakin berdebar-debar,terasa jantung ingin berhenti berdenyut.
            “Baik adik –adik,dan terakhir juara I diraih oleh… Mila Aprilia,siswi SMA I Surabaya.”
Sorak-sorak teriakan teman – teman terdengar kian kemari.Sungguh ini merupakan kebahagiaan terbesar untukku.
“Mila,selamat Nak! Kamu telah berhasil memenangkan perlombaan ini!”
“Makasih,bu!”(tampak sedih)
“Mil,tampaknya kamu tak bahagia dengan ini,ada apa?”
 “Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap bila ayah ada disini.”
Tiba-tiba
 Tiba-tiba …
            “Ayah ada disini Nak!”
            “Ayaaaaaaahhh…ayah,maafkan Mila.Mila tak dapat menemani ayah di hari ulang tahun Ayah. Mila juga tak sempat buatkan ayah kado.”
            “Tak perlu sayang,ini sudah menjadi Kado Terindah untuk Ayah.kamu sudah menjadi anak kebanggaan Ayah,Nak!”
            “dan kamu telah menjadi adik termanis kakak!”
            “ahh..,kakak bisa aja!”
            “Ayah,makasih ayah. aku senang menjadi anak kebanggaan ayah.”
            Akhirnya,ayah dan kakak kembali seperti semula. Kini aku bisa kembali melihat senyuman dari wajahnya.Tuhan,terima kasih tuhan. Engkau telah bangkitkan kembali kebahagiaan keluarga kami,walau tanpa Ibu.

1 komentar: