Rabu, 16 Maret 2011

Ilmu Jiwa Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

Hampir semua orang pernah merasakan lupa. Lupa adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu lagi untuk mengigat atau mengenal sesuatu yang pernah ia pelajari atau suatu kondisi dimana informasi yang didapatkan tidak tersimpan baik dalam memori. Lupa juga sangat berbahaya karena bisa menjadi awal kegagalan.
Mengapa seseorang bisa lupa? Ada beberapa macam lupa’ bisa terjadi karena proses penyimpanan pada long term memory tidak dilakukan atau dilakukan secara tidak tepat atau tidak sempurna. Lupa jenis ini terjadi karena suatu informasi hanya disimpan pada memori otak jangka pendek (Short Term Memory) dan tidak diantarkan dengan mulus sampai long term memory.
Jenis ‘lupa’ yang lain adalah lupa yang diakibatkan karena berjalannya waktu. Lupa ini terjadi karena kita mengingat sesuatu pada masa lalu tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya kita lupa, hal ini disebabkan karena kita jarang menggunakan informasi itu lagi dan otak kita tidak pernah memproses informasi tersebut.
Ada lagi lupa yang terjadi karena adanya proses interference. Lupa jenis ini diakibatkan karena terjadinya pencampuran antara berbagai informasi yang otak kita proses. Informasi yang lama bercampur dengan informasi yang baru dan akhirnya mengganggu satu dengan yang lain, mengakibatkan hilangnya sebagian informasi lama dan baru tersebut.
Untuk lebih jelasnya, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang apa itu sebenarnya lupa dalam belajar, faktor-faktor yang menyababkan lupa dan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi lupa.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lupa dalam Belajar
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Jadi lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.1Lupa juga bisa diartikan sebagai suatu kondisi dimana suatu informasi yang telah disimpan dalam memori otak jangka panjang hilang (Long term Memory).
Dapatkah lupa dalam belajar diukur secara langsung? Wittig (1981) menyimpulkan berdasrkan penelitian, peristiwa lupa yang dialami seseorang tak mungkin dapat diukur secara langsung. Sering terjadi, apa yang dinyatakan telah terlupakan oleh seorang siswa justru ia katakana.
B. Faktor Penyebab Lupa
a. Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori siswa. Gangguan konflik ini terbagi menjadi dua yaitu:
• Gangguan proaktif (Proactive interference) yaitu apabila materi pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Ini terjadi jika siswa mempelajari materi yang mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. (Psychology Education, 2002)
• Ganguan retroaktif (retroactive interference) yaitu apabila materi

1Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, hal 168.


pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa. Jadi materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali, sehingga siswa tersebut lupa. (Psychology Education, 2002)
b. Lupa dapat terjadi pada seseorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini dapat terjadi karena item informasi yang berupa pengetahuan tanggapan atau kesan dan sebagainya yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya sehingga ke alam ketidaksadaran.
c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Andreson 1990). Jika siswa belajar hanya dengan mengenal melalui keterangan atau gambar saja, maka jika siswa menemui yang telah dipelajarinya, mereka akan lupa.
d. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, jika siswa telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, karena hanya tidak suka dengan gurunya maka materi pelajarannya akan terlupakan.
e. Lupa dapat terjadi karena materi pelajaan yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlukan demikian dengan sendirinya akan masuk kea lam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
f. Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
C. Kiat Mengurangi Lupa Dalam Belajar
Sebagai seorang calon guru atau guru profesional dapatkah anda mencegah peristiwa lupa yang sering dialami siswa itu ? Lupa itu manusiawi dan mungkin anda tak akan mampu mencegahnya. Namun, sekadar berusaha mengurangi proses terjadinya lupa yang sering dialami para siswa dapat anda lakukan dengan berbagai kiat.
Pada prinsipnya, apabila materi pelajaran yang anda sajikan kepada siswa-siswa dapat diserap, diproses, dan disimpan dengan baik oleh sistem memori mereka, peristiwa lupa yang menjengkelkan semua pihak itu mungkin tidak terjadi, atau terjadi namun tidak total. Masalah anda sekarang ini ialah bagaimana kiat membuat sistem memori/akal siswa agar berfungsi optimal dalam memproses materi pelajaran yang anda sajuikan pada mereka.
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut barlow (1985), Reber (1988), dan anderson (1990), adalah sebagai berikut :
a. Overlearning
Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respon atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk overlerning, antara lain pembacaan teks Pancasila yang pada setiap hari Senin dan Sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap P4 lebih kuat.
b. Extra Study Time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
c. Mnemonic Device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa. Muslihat mnemonik ini banyak ragamnya, tetapi yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini.
• Rima (Rhyme), yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang harus diingat siswa.
• Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Contoh: jika seorang siswa hendak mempermudah mengingat nama Nabi adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi Musa dapat menyngkatnya dengan ANIM.
• Sistem kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan seperti merah-saga, panas-api.
• Metode Losai (Method of Loci), yaitu kiat mnemonik yang menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan istilah tertentu yang harus diingat siswa. Kata “loci” sendiri adalah jamak dari kata “locus” artinya tempat.
• Sistem kata kunci (key word system). Kiat mnemonik yang satu ini relatif tergolong baru dibanding dengan kiat-kiat mnemonik lainnya. Sistem ini berbentuk daftar kata yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut : 1) kata-kata asing; 2) kata-kata kunci, yakni kata-kata bahasa lokal yang paling kurang suku pertamanya memiliki suara/lafal yang mirip dengan kata yang dipelajari; 3) arti-arti kata asing tersebut.
d. Pengelompokkan
Maksud kiat pengelompokkan (clustering) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip.
e. Latihan Terbagi
Lawan latihan terbagi (distributed practice) adalah latihan terkumpul (massed practice) yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong siswa melakukan cramming. Dalam latihan terbagi siswa melakukan latihan-latihan dengan alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan diantara waktu-waktu istirahat. Upaya demikian dilakukan untuk menghindari cramming, yakni belajar banyak materi secara tergesa-gesa dalam waktu yang singkat. Dalam melaksanakan distributed practice, siswa dapat menggunakan berbagai metode dan strategi belajar yang efisien, misalnya hukum Jost sebagaimana yang telah penyusun singgung sebelum ini.
f. Pengaruh Tak Tersambung
Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung (the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warnba yang mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata yang lainnya yang tidak perlu diingat. Dengan demikian, kata yang ditulis pada awal dan akhir daftar tersebut memberi kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam subsistem akal permanen siswa.
Selanjutnya, apa yang dapat anda lakukan (sebagai guru dan calon guru) dalam mengurangi kelupaan siswa ?. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh guru dalam menanggulangi kemungkinan terlupakannya materi pelajaran yang disajikan kepada mereka.
Pertama, cobalah timbulkan atau tingkatkan motivasi belajar para siswa dengan menyadarkan mereka akan tujuan instruksional yang harus mereka capai. Hal ini dapat anda lakukan, misalnya dengan menjelaskan manfaat materi pelajaran bagi kehidupan masa depan mereka seraya memberi contoh konkret orang-orang yang tidak beruntung lantaran tidak memiliki pengetahuan yang anda ajarkan itu.
Kedua, cobalah selalu menunjukkan unsur-unsur pokok sebelum menunjukkan unsur-unsur penunjang yang relevan dalam materi pelajaran yang anda sajikan. Dalam hal ini anda dianjurkan untuk mendemon-strasikan dengan alat-alat peraga yang tersedia atau memberi tanda khusus pada kata atau istilah pokok yang tertulis pada papan tulis dengan kapur warna merah, hijau, atau warna lainnya yang kontras.
Ketiga, cobalah anda selalu menyajikan pokok bahasan materi yang berkaitan dengan pokok bahasan pada sesi sebelumnya dan relevan dengan pokok bahasan materi yang akan disajikan pada sesi berikutnya. Langkah ini penting anda tempuh, sebab kesinambungan antara pokok bahasan yang satu dengan lainnya itu dapat mempermudah proses pengolahan materi bahasan tersebut dalam sistem akal para siswa.
Keempat, jika anda menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan materi yang telah anda sajikan kepada seorang siswa, sebaiknya anda memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
• Pertanyaan seyogianya disampaikan dengan cara akrab dan tidak menegangkan, tetapi wibawa anda perlu tetap terjaga.
• Pertanyaan seyogianya jelas, singkat, dan tidak mengandung bermacam-macam tafsiran.
• Pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah agar siswa dapat memusatkan proses sistem akalnya dalam mencari respons.
• Pertanyaan hendaknya tidak hanya mengandung satu masalah untuk menjawab “ya” atau “tidak” sebab dapat menghambat kreativitas akalnya.
• Jika seorang siswa tidak mampu menjawab, anda tidak perlu mendesaknya, sebab ia akan kehilangan muka dan ingatannya menjadi kacau.
• segeralah anda tawarkan pertanyaan yang tak terjawab itu kepada siswa-siswa lainnya agar siswa yang tak mampu menjawab tadi dapat mengambil pelajaran dari kawannya sendiri.
• Jika seorang siswa berhasil menjawab pertanyaan, berilah pujian dan senyuman seperlunya tanpa harus bersikap melecehkan siswa yang gagal menjawab pertanyaan anda.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lupa adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mengingat atau mengenal apa yang pernah di pelajari disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori siswa.
Informasi yang kita dapatkan hendaknya diproses dengan baik di dalam memori kita agar informasi tersebut mudah kita ingat. Dan kita juga harus menerapkan kiat-kiat dalam mengurangi lupa sehingga informasi yang kita peroleh dapat tersimpan di memori jangka panjang.










DAFTAR PUSTAKA
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090409062715AAlEwrK
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://wonderfulandamazing.blogspot.com/2009/11/faktor-faktor-penyebab-lupa-dalam.html (21 Desember 2009)
http://www.yuwie.com/blog/entry.asp?id=932768&eid=597876

1 komentar:

  1. kalau alzaemer apa bisa di atasi, kan alzaemer penyakit lupa bagi orang-orang lansia...supaya tidak alzaemer saat tua nanti bagaimana ya,..

    BalasHapus